Fotografer Pernikahan Jogja, Solo Indonesia
BYOLIVERS Fine Art Wedding Photography
The Art of Storytelling
Mengabadikan momen, kisah cinta, dan senyum bahagia memiliki makna tersendiri di hati. Mengabadikan peristiwa nyata pada gambar menghadirkan kenangan yang berharga.
Passion kami terletak pada pembuatan foto yang mendokumentasikan momen dengan cara yang disengaja, berseni, dan sinematik.
Timeless Aesthetics
Tujuan utama kami adalah untuk mencapai hasil terbaik dengan layanan, produk, dan pengalaman kami. Hal ini telah secara efektif mendorong pertumbuhan kami sejak layanan ini dibuka pada tahun 2018. Kami senang Anda memutuskan untuk mengunjungi kami untuk menemukan apa yang Anda inginkan.
Konsep Foto Pernikahan apa yang dikuasai BYOLIVERS?
+ Fine Art Wedding Photography
+ Wedding Photojournalism
+ Editorial Wedding Photography
+ Classic Wedding Photography
Fine Art Wedding Photography
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Gaya foto pernikahan yang satu ini dibutuhkan keahlian untuk lebih peka dalam melihat sebuah objek, paham dengan isi gambar yang ingin diceritakan melalui kemasan komposisi dan permainan warna yang sangat Art. Konsep ini kaya akan dengan elemen visual bukan sekedar potret pasangan pengantin.
Wedding Photojournalism
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Gaya foto pernikahan yang satu ini cocok banget untuk pasangan–pasangan yang tidak suka berpose. Konsep ini sangat mengandalkan emosional yang muncul alami bahkan terkadang fotografer hanya menggunakan editing untuk mengubah menjadi Hitam-Putih untuk menekankan kenangan dan emosional.
Editorial Wedding Photography
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Gaya foto pernikahan ini sangat terencana, semua unsur sudah ditentukan mulai dari pose, wardrobe, lokasi, semuanya dibuat persis seperti foto majalah. Di sini kamu bebas berkreasi dengan konsepmu.
Classic Wedding Photography
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Unsur resmi, elegan, dan bersih ciri dari konsep foto pernikahan ini. Di mana fotografer lebih mengedepankan foto – foto yang bersifat seremonial, ditambah juga dengan pose–pose yang di-direct langsung oleh fotografer. Ini gaya paling umum yang mudah kamu kreasikan agar lebih menarik.
Mengapa fotografi pernikahan merupakan momen penting?
Setelah berbulan-bulan perencanaan dan bertahun-tahun bermimpi, hari pernikahan berlalu dalam sekejap. Itulah mengapa fotografer adalah salah satu vendor terpenting. Kami mengabadikan setiap momen sehingga Anda dapat menyimpan kenangan itu seumur hidup.
Anda membutuhkan foto-foto indah itu selama sisa hidup Anda.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Sejarah Fotografi Pernikahan yang hingga saat ini karya — karyanya bermanfaat.
Fotografi pernikahan (Wedding Photography) telah tumbuh dan berkembang seiring ditemukannya bentuk fotografi oleh Joseph Nice Niepce pada tahun 1826. Faktanya di awal perkembangan fotografi 14 tahun setelah setelah itu pada tahun 1840 foto pernikahan Ratu Victoria dan Pangeran Albert adalah menjadi foto pernikahan tertua yang pernah didokumentasikan oleh Roger Fenton dengan menggunakan kamera daguerreotype di Inggris .
Foto yang dihasilkan Fenton hanyalah beberapa lembar potret keduanya yang dicetak pada timah dan piring kaca. Teknologi saat itu memang masih terbatas. Berbeda dengan fotografer pernikahan saat ini yang bisa leluasa bersaing kemasan album pernikahannya.
Di awal perkembangan fotografi kebanyakan pasangan pengantin lebih sederhana, artinya mereka tidak menyewa fotografer pernikahan untuk mendokumentasikan pernikahan itu sendiri. Pada masa ini peralatan yang besar dan berat ini serta masalah pencahayaan, menjadi masalah utama oleh karenanya foto pernikahan kebanyakan dilakukan di studio hingga akhir tahun 1800, mereka tidak berpose di pernikahan mereka tetapi sebagai gantinya mereka akan berpose secara formal dengan pakaian terbaik mereka sebelum atau sesudah pernikahan mereka di studio. Walaupun teknologi terus berkembang namun kebanyakan dari pasangan pengantin pada saat itu hanya membuat foto potret saja.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Pada akhir tahun 1860 pasangan pengantin mulai berpose dengan pakaian pernikahan mereka dan kadang menyewa fotografer untuk datang ke tempat resepsi mereka. Hal ini berlangsung selama beberapa dekade sampai ketika George Eastman (pendiri Kodak) di New York tahun 1880an mengembangkan sebuah proses dimana memungkinkan seorang fotografer dapat bekerja di lokasi tanpa harus membawa peralatan yang besar, plate yang berat dan bahan kimia. Dimulailah era fotogarfi pernikahan di lokasi. Periode itu sering disebut sebagai wedding boom. Sebagian fotografernya berlatar militer atau kalangan amatir yang baru menggunakan kamera portabel. Pada era ini juga album foto pernikahan mulai dikenal, dan foto-foto rangkaian pesta pernikahan juga menjadi moment yang diabadikan.
Film berwarna mulai diperkenalkan pada awal tahun 1900an tetapi masih mahal dan kurang baik kualitasnya. warnanya kurang kuat dan kadang pudar . Sehingga pada masa ini film hitam putih masih menjadi pilihan utama untuk fotografi pernikahan. Perusahaan Jerman AGFA meluncurkan Neue color film pada tahun 1936. Di era ini, dikombinasikan dengan munculnya kamera yang portable, dengan flash yang lebih kecil, dan dengan rol film.
Hal ini juga membantu makin berkembangnya dunia wedding photography. Didukung pula terjadinya booming pernikahan setelah perang dunia kedua menyababkan industri fotografi pernikahan benar benar dimulai. Pada tahun 1970an pendekatan secara modern dilakukan untuk merekam keseluruhan acara pernikahan mulai dipraktekan seperti saat ini. Perkembangan juga tampak dalam pendekatan yang digunakan dalam mendokumentasikan pernikahan. Bila awalnya pendekatan secara tradisional yang umum digunakan, kini setelah diperkenal kan beberapa fotografer terkenal pendekatan secara journalism pun mulai marak.
Di Indonesia, Kassian Cephas menjadi saksi bagi Royal Wedding antara Pakubowo X dan Ratu Hemas. Pernikahan antara Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta pada 27 Oktober 1915. Sementara, Woodbury & Page mencatatkan namanya sebagai pemilik studio foto komersial pertama di Batavia pada 1857 yang juga menerima job foto pernikahan.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Kalangan masyarakat kelas atas menjadi konsumen utama fotografi di Indonesia saat itu. Harga perangkat produksi fotografi tidak murah, dan memotretnya juga tidak mudah. Fotografi bahkan dianggap sebagai bagian dari kemewahan yang hanya dimiliki kaum bangsawan dan orang kaya.
Saat itu, wajar bila gambaran sosok pengantin terlihat glamor dan elegan. Bahkan ada kesan foto pernikahan di Indonesia juga bergaya kebarat-baratan. Berkembangnya pendekatan fotografi pernikahan mulai tampak dari tahun 1960-an. Gaya jurnalistik, dokumenter, dan reportase mulai bersanding dengan foto-foto yang lebih mengedepankan sisi glamor dan klasik.
Foto-foto pernikahan yang berupaya memotret peristiwa pernikahan ‘apa adanya’ masih belum bisa diterima oleh banyak pasangan. Bisa jadi disebabkan oleh majalah-majalah yang mengulas pernikahan lebih sering menampilkan sosok pengantin yang gagah dan cantik, layaknya kisah putri dan pangeran.
Sejarah Fotografi
Fotografi lahir lebih dari seabad yang lalu yang diartikan “melukis dengan cahaya”. Fotografi merupakan suatu proses untuk mendapatkan representasi yang akurat dari objek dengan menggunakan reaksi kimia antara sinar serta berbagai macam energi yang memancar pada permukaan yang sudah diolah dengan bahan kimia. Sebagai alat rekam, fotografi mampu merekam objek nyata menjadi gambar yang sangat mirip dengan aslinya.
Kamera Lubang Jarum (Camera Obscura)
Telah dikenal abad ke 5 SM oleh ilmuwan China bernama Mo Ti yang menyebutkan apabila seberkas cahaya yang memancar dari suatu benda diloloskan melalui sebuah lubang kecil ke dalam sebuah ruangan yang gelap, maka bayangan benda tadi akan diproyeksikan sesuai dengan bentuk aslinya secara terbalik (pinhole). Teori tersebut juga diperkuat oleh beberapa ilmuwan dari barat seperti Aristoteles.
Penemuan camera obscura (camera : kamar, obscura : gelap) tidak lepas dari tokoh-tokoh Renaissance Leonardo Da Vinci dan Giovanni Battista Della Porta. Camera obscura tersebut oleh Della Porta difungsikan sebagai alat dalam membantu melukis potret. Pada tahun 1725 penelitian Johan Heinrich Schulze tentang proses kimiawi dengan menggelapkan larutan garam perak dengan bantuan sinar atau cahaya. Penemuan tersebut terus dikembangkan dan disempurnakan yang menghasilkan film analog (Seluloid) yaitu merupakan suatu medium yang peka cahaya dalam proses perekaman suatu objek sebagai upaya penciptaan imaji fotografi.
Tahun 1802
Thomas Wedgwood dengan penemuannya dari hasil percobaannya yang berhasil membuat salinan sebuah objek di atas kertas atau kulit berwarna putih yang sudah dilapisi silver nitrate atau silver chloride, yang mulai berhasil merekam citra secara fotografis. Percobaan Wedgwood ini menghasilkan citra primitif bayangan berbagai obyek. Tetapi ternyata citra ini terus menggelap sampai tak ada lagi yang bisa dilihat. Dengan lain kata, Wedgwood tak berhasil mewujudkan citra fotografis.
Tahun 1816
Nicephore Niepce berhasil membuat gambar negatif dengan menggunakan cahaya pada kertas yang sebelumnya dibuat peka dengan perak klorida.
Tahun 1826
Nicephore Niepce berhasil membuat karya fotografi pertama di dunia sebuah gambar pemandangan dari jendela ruang kerja Niepce di atas kertas sensitif yang sudah dilapisi silver chloride. Niepce menyebutnya “heliograf” (tulisan matahari). Namun, dibutuhkan waktu 8 jam untuk mengabadikan gedung-gedung dari jendela rumah. Meski Niepce sudah menemukan dasar utama fotografi, ia belum berhasil menjadikannya sesuatu yang praktis.
Tahun 1839
Daguerre berusaha mengembangkan penemuan Niepce dengan membuat suatu penemuan berupa plat yang dibuat peka dengan silver chloride dan kemudian diberi uap ionida dimana perak ini setelah kering menjadi peka cahaya sehingga dapat mengurangi lamanya penyinaran sekitar 20 menit. rekan kerja sama Niepce, yang membuat alat penjiplak realitas ini menjadi jauh lebih praktis dengan waktu eksposur yang lebih singkat. Sayangnya citra yang dihasilkan daguerreotype adalah citra positif, sehingga menjadi satu- satunya hasil rekaman. Hasil pengembangan inilah yang disebut daguerreotype, dan pada waktu yang sama masalah tersebut akhirnya diselesaikan oleh bangsawan, akademisi dan seorang perintis fotografi dari Inggris William Henry Fox Talbot melakukan percobaan dengan membuat “film” temuannya berupa kertas berlapis silver chloride yang hasilnya adalah negatif kertas. Talbot meneruskan percobaannya dan menyempurnakan penemuannya untuk menemukan kemungkinan mengembangkan gambar foto dengan penyinaran yang lebih pendek melalui penambahan gallic acid.
Tahun 1888
Ilmuwan dari Amerika George Eastman memasarkan kamera tangan dengan merek Kodak.
Tahun 1891
George Eastman memasarkan gulungan film dengan bahan dasar seluloid.
Tahun 1900
George Eastman memunculkan Kodak “Brownie” yang memungkinkan setiap orang dapat memiliki kamera secara murah dan dapat memotret dengan lebih mudah.
Tahun 1925
Kamera 35mm pertama, kamera yang kita pakai sehari-hari sekarang, keluar dari pabrik Leica di Jerman.
Tahun 1931
George Eastman mempunyai perusahaan besar yaitu Eastman Kodak Company dengan slogan “You Press the Button, We do The Rest”.
Tahun 1935
Kodak kembali menyusul dengan memperkenalkan film berwarna.
Tahun 1947
Kodak meluncurkan foto langsung jadi Polaroid.
Tahun 1996
Kamera digital mulai dijual ke pasar dan dipakai hingga sekarang
Latar belakang singkat perjalanan sejarah dan lahirnya fotografi yang melalui berbagai tahapan signifikan secara evolusif maupun revolusif. Bersama mesin uap dan telegraf, fotografi telah memperpendek jarak antar- orang dan antar-ruang sejak dua abad lalu. Mesin uap sebagai perpanjangan otot telah memperbesar kemungkinan aksi dan mimpi manusia, telegraf mengubah pola komunikasi, dan fotografi menjadi mata yang terus bekerja memberi tatapan baru terhadap dunia. Dilihat dari dalam, fotografi adalah kerja ilmiah panjang mewujudkan mimpi mengabadikan pantulan citra di cermin. Mimpi melanggengkan apa yang pernah kita lihat atau lakukan dan menjadikannya jejak (atau bahkan saksi) sejarah yang kita bangun. Rekaman visual yang dapat memenuhi tuntutan kecepatan dan efisiensi modernitas. Fotografi adalah bagian dari percepatan zaman yang terobsesi efisiensi mekanis.
Prosesi Pernikahan Adat Jawa dan Maknanya
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Awal prosesi pernikahan adat Jawa Jogja hampir sama dengan adat Jawa Solo yaitu dimulai dengan pemasangan tarub, bleketepe, dan tuwuhan.
Pemasangan tarub menjadi tanda awal bahwa yang memiliki rumah akan mengadakan hajatan mantu. Tarub dan bleketepe (anyaman) berwujud rumah-rumahan dari daun kelapa. Tradisi ini bermula dari leluhur raja-raja Mataram, yakni Ki Ageng Tarub yang saat itu menikahkan putrinya Dewi Nawangsih dengan Bondan Kejawan.
Sedangkan tuwuhan adalah tumbuh-tumbuhan yang dipasang di kanan dan kiri gerbang dan merupakan harapan orang tua agar anaknya memiliki keturunan yang baik dan mudah rezekinya. Tuwuhan terdiri dari batang pohon pisang raja, tebu wulung, kelapa muda, daun randu atau batang padi, serta janur kuning.
Kemudian dilanjutkan dengan nyantri yang merupakan penyerahan calon mempelai pria pada keluarga calon mempelai putri
Nyantri dilakukan pada pada 1 hari sebelum pernikahan dengan tujuan untuk mencegah calon mempelai pria agar tidak datang pada hari yang ditentukan. Kini prosesi ini sudah jarang dilakukan karena kedua pasangan sudah saling mencintai dan sepakat untuk hidup bersama. Sehingga, biasanya nyantri diadakan bersamaan dengan prosesi midodareni.
Baik pada pernikahan adat Jawa Solo maupun adat Jawa Jogja, ritual siraman wajib dilakukan sebagai simbol pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah
Siraman adalah ritual memandikan calon pengantin wanita yang dilakukan oleh orang tua dan para pini sepuh yang dianggap berhasil dalam pernikahan. Siraman juga bertujuan untuk mendapatkan berkah kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan yang langgeng seperti orang tua dan pini sepuh. Jumlah yang memandikan ganjil dan tidak dibatasi, biasanya 7-9 orang.
Pada pihak calon mempelai pria juga dilakukan siraman di kediaman rumahnya. Air untuk prosesi siraman dicampur dengan calon mempelai wanita melalui utusan dari mempelai wanita, air ini dinamakan banyu perwitasari.
Selanjutnya adalah ritual ngerik dan midodareni, ngerik adalah upacara mencukur rambut yang berarti membuang hal buruk dari calon pengantin. Upacara ngerik adalah lanjutan dari siraman yang bertujuan untuk menghilangkan rambut halus di sekitar dahi agar wajah terlihat bercahaya. Maknanya untuk membuang hal buruk yang pernah menimpa calon pengantin, sehingga saat memasuki gerbang pernikahan pengantin benar-benar bersih lahir batin.
Setelah itu dilanjutkan dengan midodareni yang merupakan saat di mana calon pengantin wanita hanya duduk tenang di kamar ditemani ibu dan kerabat dekat hingga tengah malam. Midodareni pada prosesi adat Jawa Jogjakarta dikaitkan dengan legenda Dewi Nawangwulan, bidadari yang berjanji turun ke bumi untuk mengunjungi dan mewariskan kecantikan pada putrinya sebelum pernikahan berlangsung.
Setelah melewati malam midodareni, upacara pernikahan akad nikah / ijab Kabul dilangsungkan menurut agama atau kepercayaan yang dianut kedua pengantin sesuai hukum yang berlaku.
Setelah acara akad nikah, sesuai susunan acara pernikahan adat Jawa, berikutnya adalah pengantin pria secara resmi diserahkan kepada kedua orangtua wanita. Dalam upacara tersebut penganti pria diiringi oleh keluarga dan sahabat terdekat yang ditunjuk menjadi wakil dari pihak keluarga pengantin pria untuk menyerahkannya.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Tata cara pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah upacara panggih. Pada upacara panggih pengantin pria dan wanita dipertemukan secara adat setelah keduanya resmi menikah secara agama. Upacara panggih yang sesuai adat pernikahan Jawa Tengah ini hanya boleh dilaksanakan setelah pengantin sah secara agama dan tidak boleh sebaliknya. Baik adat daerah gaya Surakarta dan Yogyakarta, acara panggih keduanya sama.
Dalam upacara panggih ini, kedua orangtua pengantin pria tidak boleh ikut serta dalam rombongan. Yang boleh ikut serta hanya penggiring dan pendamping pengantin pria yang merupakan keluarga terdekat dari kedua orangtua. Posisi iring-iringan adalah pengantin pria berada di tengah-tengah. Dan pendamping tersebut harus orang yang lebih tua dari pada pengantin pria dan bukan yang berstatus duda.
Kemudian dilanjutkan dengan ritual sanggan (penebusan pengantin wanita), balangan gantal (benang tali kasih) dan prosesi wijikan
Sanggan adalah simbol untuk menebus pengantin wanita, beberapa bahan yang dipakai seperti pisang raja, sirih ayu, kembang telon dan balangan gantal. Sedangkan gantal adalah salah satu dari sanggan yang merupakan simbol pertemuan jodoh antara kedua mempelai yang disatukan dengan benang kasih suci.
Setelah itu dilanjutkan dengan wijikan yang merupakan prosesi membasuh kaki pengantin pria oleh pengantin wanita, melambangkan bakti istri pada suami dan untuk memperoleh kebahagiaan.
Selanjutnya adalah prosesi pondongan dan tampa kaya. Artinya bahwa sang suami akan memberi rejeki pada sang istri
Pondongan bagi pernikahan keraton adalah upacara mempelai pria menggendong mempelai wanita. Di luar keraton, pondongan diganti dengan kanten asto, di mana kedua mempelai saling mengaitkan jari kelingking sambil berjalan menuju pelaminan.
Tampa kaya adalah ritual di mana pengantin pria menuangkan kaya berupa biji-bijian, logam, dan kembang dari anyaman tikar pandam ke dalam sapu tangan di atas pangkuan pengantin putri, yang kemudian dibungkus agar tidak tercecer. Tampa kaya secara simbolis menunjukkan tanggungjawab suami memberikan nafkah rezeki kepada istri dan seluruh keluarga, sementara istri harus pandai mengatur agar tercukupi semua.
Setelah tampa kaya, pengantin akan suap-suapan (dhahar klimah) yang berarti kerukunan yang mendatangkan kebahagiaan pada keluarga
Setelah itu dilanjutkan dengan dhahar klimah, di mana pengantin pria menyuapi mempelai wanita. Rutual ini memiliki arti bahwa kerukunan suami istri akan mendatangkan kebahagiaan dalam keluarga yang dibangunnya.
Sedangkan ngunjuk rujak degan adalah minuman untuk kedua mempelai berupa serutan kelapa muda yang dicampur gula merah dan diminum berbarengan dengan seluruh keluarga. Proses ini bermakna kerukunan dan kebersamaan, bahwa segala sesuatu yang manis tidak dinikmati sendiri, melainkan harus dibagikan bersama seluruh keluarga.
Terakhir adalah mapag besan dan sungkeman, sungkeman menunjukkan tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkan
Mapag besan (menjemput besan) adalah saat di mana orang tua mempelai wanita akan menjemput orang tua mempelai pria. Sungkeman adalah prosesi terakhir di mana kedua mempelai sembah sujud pada kedua orang tua sebagai tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkan dan mendidik hingga dewasa, permohonan maaf atas segala kesalahan, dan permohonan doa dan restu agar kelak menjadi keluarga yang bahagia. Prosesi pernikahan merupakan sesuatu yang sakral dan menjadi salah satu momen penting dalam kehidupan seseorang yang dikemas dengan serangkaian upacara sesuai tradisi leluhur. Saat janji diikrarkan, saat itulah tanggung jawab dan kemandirian dengan segala suka dukanya mulai dipikul berdua.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Prosesi Pernikahan Adat Tionghoa
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Adat pernikahan Tionghoa sebagaimana adat pernikahan lainnya memiliki kearifan sejarah yang kaya akan makna. Secara garis besar prosesi yang menyertai momen pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu sebelum pernikahan, pernikahan, dan setelah pernikahan. Berikut detil persiapan yang harus dilakukan calon pengantin untuk masing-masing proses:
Prosesi Sebelum Hari Pernikahan
Lamaran:
Untuk proses lamaran, ada pasangan yang mengandalkan orang yang dituakan untuk menentukan waktunya, dan ada juga yang tidak terlalu memperhatikan masalah waktu ini. Peranan paling penting dalam proses ini dipegang oleh orang yang berlaku seperti ‘mak comblang’ yang dikirim oleh pihak laki-laki. ‘Mak Comblang’ ini akan mengirimkan pesan ke pihak keluarga perempuan bahwa putra dan putri mereka itu adalah jodoh yang tepat untuk naik ke pelaminan.
Penentuan:
Bila sinyal dari ‘mak comblang’ ditanggapi positif, maka selanjutnya kedua pihak sudah dapat menentukan kapan proses selanjutnya, yaitu Sangjit boleh dilaksanakan.
Sangjit:
Proses ini penting dalam upacara pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa. Waktu yang tepat untuk melakukan sangjit dapat dikonsultasikan kepada orang tua yang paham masalah penanggalan. Sangjit biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 10.00 sampai dengan 13.00 WIB dilanjutkan dengan makan siang.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai pria:
Barang-barang seserahan sangjit berupa 12 nampan yang nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga calon mempelai wanita, antara lain: Kosmetik dan perlengkapan mandi ; Seperangkat perhiasan untuk mempelai wanita ; Pakaian/kain beserta aksesorisnya untuk mempelai wanita; Uang susu (ang pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Uang ini dapat diambil sebagian atau seluruhnya dengan masing-masing konsekuensinya; Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah; Dua pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah; Sepasang kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6 kaleng kacang polong; Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong; Satu nampan berisikan dua botol arak atau sampanye; Serta satu nampan berisikan gabungan antara uang-uangan dari emas, dua bundel pita double happiness, kaca dan kue satu.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai wanita:
Hantaran balik berupa; Seserahan pihak mempelai pria yang hanya diambil sebagian seperti uang susu dan uang pesta, nampan buah, 1 pasang lilin merah, sebagian kaki babi/ makanan penggantinya dan kaleng kacang polong, sebagian kue mangkok, dua botol sirup merah; Satu nampan makanan manis seperti permen atau coklat; Serta satu nampan keperluan pria, seperti satu pasang baju, pakaian dalam dan sapu tangan.
Keluarga juga harus mempersiapkan beberapa amplop uang ang pao yang siap dibagikan ke para pembawa nampan dari pihak mempelai pria dengan jumlah nominal disesuaikan.
Tunangan:
Proses ini merupakan acara pengenalan masing-masing anggota keluarga kedua pihak agar terjalin kekerabatan yang lebih erat antara keluarga pria maupun keluarga wanita. Setelah acara perkenalan kemudian dilanjutkan lagi dengan acara makan-makan bersama.
Penentuan Waktu Baik:
Adat Tionghoa sangat memegang teguh pentingnya penanggalan yang tepat untuk setiap momen yang sakral. Harus dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang purnama. Masalah ini juga harus didiskusikan dengan keluarga dari kedua pihak. Selain menentukan penanggalan yang tepat untuk hari pernikahan, juga ditentukan hari yang baik untuk upacara.
Pemasangan Seprai:
Proses ini dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria di kediaman keluarga calon mempelai perempuan. Pelaksana acara ini adalah pihak keluarga mempelai pria yang berpasangan dan hidup bahagia sebagai ajang untuk memperlihatkan contoh kehidupan berumah tangga yang harmonis dari anggota keluarga mempelai pria. Selain memasang seprai, diletakkan berbagai perangkat hiasan untuk kamar serta peletakkan seperangkat mas kawin di atas tempat tidur. Waktu untuk melaksanakan prosesi ini ditentukan menurut penanggalan yang tepat.
Upacara Liauw Tiaa (Pesta Bujang):
Diadakan pada malam hari sebelum esoknya diadakan upacara pernikahan. Upacara ini dihadiri teman-teman calon kedua mempelai dan diadakan rumah mempelai wanita.
Proses Pernikahan di Hari H
Upacara Cia Tao:
Proses ini dilaksanakan beberapa tahap yang intinya melakukan penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, orang tua dan kedua mempelai. Upacara sembahyang ini diawali dengan sembahyang di rumah lalu dilanjutkan dengan upacara sembahyang di klenteng dan kemudian kembali lagi di rumah untuk melakukan penghormatan kepada orang tua atau orang-orang yang dituakan.
Pemberkatan:
Serangkaian prosesi yang diadakan di vihara ini dipimpin oleh seorang pandita dan para bikuni. Mereka yang nantinya akan memberikan berkat kepada kedua calon pengantin.
Tea Pai:
Upacara ini merupakan acara yang akan dihadiri orang tua dari kedua pihak serta orang-orang yang dituakan. Dalam acara ini masing-masing anggota keluarga memberikan nasehat kepada calon mempelai agar rumah tangga yang mereka bina dapat berjalan langgeng dan rukun. Selain memberikan nasehat, masing-masing memberikan hadiah yang dapat berupa perhiasan, uang, dan alat kebutuhan rumah tangga yang berguna untuk membantu perekonomian keluarga muda ini kelak.
Resepsi Pernikahan:
Setelah acara keagamaan, diadakan acara resepsi pernikahan di rumah atau di tempat resepsi. Kedua mempelai biasanya menggunakan gaun dan jas pengantin.
Proses Pasca Pesta Pernikahan
Cia Kiangsay:
Pada upacara menjamu mempelai pria (“Cia Kiangsay”) intinya adalah memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita. Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Cia Ce’em:
Upacara Cia Ce’em dilaksanakan di rumah mempelai pria. Tujuan diadakan acara ini adalah memperkenalkan seluruh anggota keluarga besar mempelai wanita. Setelah acara ini, pasangan pengantin baru ini melakukan kunjungan ke rumah-rumah famili yang masih ada orang tuanya.
Fotografi Prewedding
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Foto prewedding mulai terkenal di masyarakat terutama masyarakat menengah ke atas. Sesuai namanya prewedding fotografi dilakukan oleh para pasangan pengantin sebelum menikah. Foto-foto tersebut nantinya ikut dipamerkan saat resepsi, yaitu dibagian enterance, atau diputar di layar slide untuk diperlihatkan kepada para tamu. Bahkan saat ini ada beberapa perusahaan fotografi yang menawarkan inovasi baru untuk menjadikan foto prewedding lebih dari sekedar foto biasa, yaitu dengan mengemas foto prewedding menjadi bagian dari dekorasi rumah, seperti jam dinding, mug, boks cantik, aksesori di rak buku, dan sebagainya.
Dewasa ini konsep foto prewedding kini muncul dengan segala perkembangannya. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang, baik dari pihak fotografer maupun pasangan. Umumnya, pasangan yang datang ke fotografer sudah memiliki konsep tertentu untuk pemotretan preweddingnya. Sekarang ini pasangan sudah memiliki keinginan yang lebih komplek. Inspirasi bisa datang dari mana saja, seperti: film, teater, musik, dan masih banyak lain. Semua elemen pendukung seperti set lokasi, kostum, tata rias dan properti saling bersinergi untuk mendukung tema yang diinginkan. Selain itu, banyak tema yang bisa digunakan.
Prewedding di Indonesia telah menjadi tren bagi pasangan yang akan menikah. Di Indonesia bisa di bilang merupakan negara yang mempopulerkan konsep ini, Karena di masyarakat yang tinggal di belahan dunia barat mengenal fotografi prewedding dengan istilah spesifik yang diberi nama engagement photography. Di negara barat, engagement photography adalah momen spesifik tepat menjelang upacara atau resepsi pernikahan, saat pengantin dirias, panitia sibuk mondar-mandir, keluarga besar tampak siaga, dan segala persiapan acara diatur sedemikian rupa. Sedangkan di masyarakat kita, prewedding adalah kegiatan jauh sebelum hari-H, ketika pasangan hanya ingin mengabadikan moment saat mereka berdua.
Jenis Foto Prewedding
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Foto prewedding sendiri berdasarkan tempat pemotretannya dibagi dalam dua kategori, yaitu foto prewedding in door dan out door.
- Prewedding indoor
Prewedding indoor adalah sesi foto yang dilakukan di dalam studio foto. Kelebihan dari pre wedding in door adalah kita dapat membuat setting tempat dan pengaturan lighting sesuai keinginan sehingga mampu membuat suasana yang sesuai imajinasi kita. Kemudian lighting studio mampu kita rekayasa, misalnya seberapa terang cahaya yang ingin kita berikan kepada objek, arah cahaya juga bisa diatur sendiri. Walaupun dalam pemakaian lighting studio membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun dengan melakukan foto pre wedding di studio kreatifitas dalam membuat setting studio dapat kita atur sendiri sesuai konsep dan imajinasi kita.
- Prewedding outdoor
Prewedding out door adalah sesi foto yang dilakukan di luar ruangan. Beberapa tempat yang sering dijadikan tempat pemotretan antara lain di pegunungan, pantai, gedung- gedung tua, tempat bersejarah, danau, tempat ibadah, dan lain-lain. Kelebihan fotografi out door adalah tidak perlu menyeting tempat namun tinggal memanfaatkan apa yang sudah ada, seseorang tinggal mengatur komposisi pengambilan gambar, seperti mengatur komposisi yang sudah ada di lokasi tersebut. Sedangkan kekurangan dari fotografi out door adalah kita tidak bisa mengatur intensitas cahaya maupun arah datang cahaya karena kita menggunakan sumber cahaya alami, yaitu sinar matahari. Namun hal tersebut dapat kita siasati dengan melakukan survey lokasi sehingga kita mampu menentukan waktu serta tempat pemotretan dengan tepat sehingga sesuai dengan yang kita harapkan.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
Selain pemilihan tempat yang harus diperhitungkan dalam pembuatan fotografi prewedding adalah kostum. Kostum yang biasa digunakan adalah gaun, kebaya, dress untuk calon mempelai wanita, sedangkan untuk laki-laki biasanya jas, kemeja, kaus berkerah dan lain-lain. Namun semua itu kembali lagi ke konsep yang akan digunakan dalam pengambilan foto pre wedding. Properti pendukung juga sangat berperan penting misalnya bunga, syal, balon, payung, gitar dan lain-lain. Selain memperindah gambar, properti pendukung juga mampu memberikan aksen tersendiri bagi karya fotografi pre wedding.
Penunjang Fotografi Prewedding
- Costum
Pemilihan costum untuk fotografi pre wedding sangat berperan
penting dalam sebuah konsep pre wedding. Karena dapat menentukan penampilan pasangan agar lebih terlihat terkonsep dan terlihat berbeda dari sebelumnya.
- Make up
Make up merupakan kompenen penting dalam fotografi pre wedding. Karena dapat digunakan untuk mengubah wajah seseorang sesuai dengan kebutuhan agar memunculkan kelebihan dan kekurangan pada wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah sesuai dengan konsep yang digunakan.
- Tata Rambut atau Hair Style
Tatanan rambut juga harus menunjang penampilan saat pengambilan foto akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mata yang memandang. Tatanan rambut dapat diaplikasikan di berbagai macam variasi. Namun, bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadiakan moment pre wedding sebaiknya menata rambut sesuai dengan konsep yang digunakan.
- Properti
Penggunaan properti dalam fotografi pre wedding dilakukan agar konsep yang diinginkan lebih pasti antara model pre wedding dan properti sesuai yang diharapkan. Selain itu properti dapat berfungsi sebagai pelengkap konsep dalam pemotretan pre wedding tersebut.
- Memilih lokasi
Memilih lokasi merupakan kebutuhan yang utama setelah menentukan konsep foto pre wedding. Pemilihan lokasi untuk dijadikan pengambilan foto pre wedding sangat penting untuk kebutuhan pemotretan. Tujuan memilih lokasi adalah untuk menguasai medan suatu tempat agar kita tahu sudut-sudut pemotretan mana yang terbaik.
Fotografer Pernikahan Jogja, Fotografer Pernikahan Solo, Fotografer Pernikahan Indonesia, Fotografi Pernikahan
BYOLIVERS Fine Art Wedding Photography
Pelajari hasil foto kami
Ini langkah pertama yang paling penting. Lihat semua foto – foto dan portfolio album pernikahan yang kami hasilkan. Coba perhatikan apakah angle-angle foto, teknik pencahayaan, teknik pewarnaan dan hasil akhirnya sesuai dengan selera Anda.
Kenali fotografer kami
Sebelum hari H Pernikahan, pastikan anda sudah berbicara dengan fotografer supaya dapat berkerjasama dengan baik. Beritahu apa saja susunan acara untuk foto-foto pernikahan Anda, termasuk siapa saja yang ingin Anda abadikan.
Pahami paket yang kami tawarkan
Pastikan Anda memahami apa yang Anda dapatkan di paket foto yang Anda pilih. Hal yang perlu diperhatikan termasuk, berapa lama fotografer akan bekerja, berapa album yang Anda dapatkan, berapa banyak foto yang Anda dapatkan, apakah Anda bisa mengajak keluarga dan teman untuk foto studio, serta apa saja yang Anda dapatkan selain album.
Sebelum menandatangani kontrak, Anda dan fotografer harus sepakat terhadap hal-hal tersebut untuk menghindari perselisihan di masa datang. Dengan sama-sama memahami hak dan kewajiban masing-masing semua pihak akan bisa merasa lebih puas.
Kenali biaya lainnya
Selain harga paket, adakah biaya lain yang akan dibebankan kepada Anda. Budget memang hal yang sensitif dalam merencanakan pernikahan. Karena itu, jangan sampai Anda overbudget akibat kurang teliti dalam memeriksa detail kontrak.
Kami juga menawarkan paket ‘upgrade’ dengan beberapa nilai lebih. Jika masih sesuai budget tak ada salahnya menanyakan tentang hal ini. Momen pernikahan seumur hidup sekali tentunya pantas mendapatkan dokumentasi yang baik.
Tanda tangan kontrak
Membaca kontrak yang ada sebelum anda menandatangani atau menyetujui kontrak tersebut. Pastikan semua detil tertulis di kontrak untuk menghindari perselisihan di kemudian hari.
Waktu penyelesaian
Pastikan anda juga mengetahui hal ini.
Kenali alat – alat fotografi yang kami gunakan untuk pernikahan Anda
Jika Anda mengerti tentang dunia fotografi, tak ada salahnya menanyakan detail-detail teknis seperti apa alat yang digunakan.
Pertimbangkan juga dokumentasi video
Kami tidak satu paket dengan video, tetapi dengan senang hati akan memberi tahu anda banyak rekomendasi luar biasa jika diperlukan.
Info Fotografer Pernikahan
Mobile : +62 877 5757 5857 (Text only)
email : photo@byolivers.com
Setelah memilih dan menetukan paket foto dan video pernikahan, maka Anda bisa mencari vendor-vendor penting lainnya
Hotel dan Gedung Wedding
Memilih tempat pernikahan di kota sendiri merupakan langkah yang tepat. Hal ini akan memudahkan tamu undangan dan keluarga yang akan menghadiri undangan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memilih tempat pernikahan
Ketersediaan Tanggal Hotel / Gedung Pernikahan
Untuk pertama kali sebelum menanyakan biaya dari tempat pernikahan yang Anda datangi, terlebih dahulu tanyakan apakah tersedia untuk hari dan tanggal pernikahanmu. Jika tempat favoritmu tidak tersedia, Anda dapat memilih pilihan yang kedua atau ketiga.
Anggaran
Tempat pernikahan yang akan disewa harus sesuai dengan anggaran yang sudah calon pengantin persiapkan. Pastikan bahwa calon pengantin mendatangi lebih dari 1 tempat pernikahan (Wedding Venue). Hal ini untuk mendapatkan perbandingan harga dan apa saja yang akan Anda dapatkan nantinya.
Jumlah Tamu undangan yang hadir
Ini sangat penting untuk mengetahui berapa banyak tamu yang akan datang nantinya. Karena akan menjadi sebuah pertimbangan untuk memutuskan besar kecilnya tempat yang akan disewa.
Fasilitas dari Hotel / Gedung Pernikahan
Ketika mendatangi tempat pernikahan, kamu harus melihat dengan detail fasilitas yang ada, hingga tempat parkir untuk kendaraan para tamu undangan.